CINTA SEGI TIGA
"Jantungku tak henti-henti berdegup kencang. Lagi-lagi surat dari orang yang tak dikenal. Suratnya selalu berisi ancaman yang mampu membuatku bengong-bengong sendiri. Aku tahu aku punya pacar yang tampan kata orang dan pernah dekat juga dengan orang-orang yang cukup populer di sekolah. Tapi haruskah mereka senorak itu menanggapinya? dasar anak-anak lebay. Sepertinya mereka tak kan berhenti mengirim surat-surat itu sampai aku putus dengan pacarku. Ya mau bagaimana lagi, tak mungkin aku memutuskan hubungan hanya karena masalah seperti ini. Kalau aku putus dengannya, tentunya mereka akan tambah senang. Inilah jalan yang sudah kupilih selama setahun, tetap bertahan walaupun dengan berbagai tantangan. Aku bukannya takut dengan surat-surat itu, tapi aku risih aja. Untungnya aku selalu dilindungi teman-teman sekelas yang saling menyayangi. Dan tim basket yang salah satu anggotanya adalah pacarku, kayak orang penting ya dilindungi segala (LEBAY pisan).Pagi ini begitu menguras tenaga, karena aku telat (lagi-lagi) akhirnya aku disuruh lari keliling lapangan yang kupastikan berukuran XXL (extra extra large) sebanyak sepuluh putaran. Aku lari sekuat tenaga menuju kelas. Aku rasa Pak darso sudah menerangkan materi integral di depan kelas. Dan… yuhuu.. ternyata tidak ada guru, teman-teman sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Aku berjalan dengan santai menuju kursiku yang melewati kursi Dio (my boyfriend). Dio menarik tanganku dan membuatku duduk di kursi yang ada di sampingnya. “mmm… bau keringat nih Laura”. Aku menatapnya sinis “hisssh.. masbulo?” kemudian aku beranjak dan duduk di tempat dudukku yang ada tepat di belakangnya. “Gitu aja marah.. kenapa lagi?” kemudian dia menghadap padaku. “gak liat ya keringat segede jagung di jidat gue?” jawabku sewot. “ya tahu.. pasti habis disuruh lari keliling lapangan karena telat, memang kenapa bisa telat?”. “nanya lagi, semalem telepon gue sampai jam berapa? Orang udah mau tidur ganggu mulu..”. kulihat dia hanya tertawa “hahaha.. kalau gak salah jam dua malem ya? sorry ra, kan biasa penyakit insomnia lagi kambuh.. jangan ngambek dong”. “gimana gak ngambek! Katanya bakalan bangunin gue pagi-pagi banget, ehh udah lama tidur gak dibangunin juga”. “gue kan juga…” kata-katanya terpotong karena teman sebangkunya mengguncang-guncangkan bahunya “dio.. kepsek tuh”.
Ternyata kepsek mengenalkan guru baru, pengganti pak darso. Tapi kok dia kelihatannya seumuran sama kita-kita ya? Namanya pak Derry, kelihatan muda banget loh, sumpah mampus deh kejepit sumpit kepiting. “eh.. yakin tuh guru beneran?” tanya anisa yang duduk di sampingku. “memangnya kenapa?” tanyaku bego. “gila.. tampang kaya anak ingusan gitu ngajar matematika?”. “memang gak boleh niss?” tanyaku tambah bego. “ya aneh aja gitu, kayanya bakal seru nih kalau yang ngajar cakep”. “hahahaha” aku tertawa bersama anisa, yang membuat dio melihat ke belakang, dan kuyakin dari tadi dia menangkap sinyal aneh-aneh.